Dalam penyusunan RPP guru dituntut mampu menyajikan pembelajaran sesuai dengan rancangan
yang telah disusun. Penyusunan model pembelajaran RPP
harus memenuhi kaidah berpikir tingkat tinggi melalui praktik
baik (best practise) dengan
menggunakan model pembelajaran problem
based learning, project based learning, dan atau teaching
factory
Berikut contoh sintak/runtutan pembelajaran problem
based learning, project based learning, dan atau teaching
factory
Sintak Model Pembelajaran Materi Gaya
1. Sintak
Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Fase-Fase
|
Perilaku Guru
|
Fase 1
Orientasi peserta didik pada
masalah
|
Menjelaskan
tujuan pembelajarn tentang materi Gaya yaitu menerapakan prinsip penjumlahan Gaya.
·
Memperlihatkan dan menampilkan video atau gambar tentang
peristiwa atau hal-hal yang berkaitan dengan penerapan Gaya dalam kehidupan
sehari-hari. Misalnya video atau gambar tentang penarikan kapal yang
mengalami kecelakaan atau kerusakan di tengah lautan dan harus segera dibawa
ke pelabuhan terdekat untuk diperbaiki. Untuk menarik kapal tersebut
dibutuhkan dua kapal dengan dilengkapi kawat baja. Agar kapal dapat sampai ke
pelabuhan yang dituju, posisi kapal selama perjalanan selama perjalanan tetap
stabil besar gaya yang dibutuhkan oleh masing-masing kapal penarik dan sudut
yang dibentuk oleh kawat baja harus diperhitungkan secara cermat.
·
Memotivasi peserta didik agar terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah.
·
Menjelaskan logistik yang dibutuhkan seperti pembentukan
tugas kelompok, serta mengarahkan peserta untuk berkumpul dengan kelompoknya
masing-masing.
|
Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
untuk belajar
|
·
Membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
yaitu tentang menggambar Gaya, resultan Gaya, komponen Gaya serta mengitung
besar arah resultan Gaya
·
Mengarahkan peserta didik untuk melakukan kajian teori
yang relevan dengan masalah serta mencari narasumber lainnya
|
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu
dan kelompok
|
Mendorong peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai yaitu bagaimana mencari resultan dua Gaya
sebidang atau mencari resultan dua Gaya dengan menerapkan operasi Gaya.
|
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
|
Membantu peserta didik dalam
memecahkan masalah seperti merencanakan dan menyiapkan laporan serta
membantu siswa dalam berbagi tugas dengan temannya.
|
Fase 5
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
|
Membantu siswa melakukan refleksi
serta evaluasi terhadap penyelidikan peserta didik dalam proses-proses yang
dilakukan serta meminta kelompok untuk presentasi.
|
2. Sintak
Model Pembelajaran Discovery Learning
bahan
pelajaran atau materi yang hendak diberikan tidak disampaikan seutuhnya,
sebagai gantinya siswa akan didorong untuk menganalisis sendiri apa yang ingin
dicari kemudian para siswa mengorgansasi apa yang telah mereka pahami
dalam suatu bentuk final.
Fase-Fase
|
Perilaku Guru
|
Stimulation
(Pemberian
Stimulus)
|
·
Memberikan stimulus kepada peserta didik berupa pertanyaan
yang berkaitan dengan materi Gaya. Misalnya “bagaimana cara menguraikan Gaya
menjadi dua buah Gaya yang sebidang?”.
·
Mengajak peserta didik berdiskusi untuk mencari penyebab
dan menemukan pemecahan masalah
|
Problem
Satatement
(Mengidentifikasi
Masalah)
|
Membimbing siswa untuk membentuk
kelompok yang dilanjutkan dengan disuksi rumusan maslah, tujuan, dan langkah
kerja dengan alat dan bahan yang telah tersedia
|
Data
Callecting
(Mengumpulkan
Data)
|
Membimbing peserta didik dalam
menyiapkan alat dan bahan berupa necara pegas, busur derajat, benang, paku
payung, dan papan triplek yang dilengkapi kertas berpetak dengan tujuan untuk
menguraikan Gaya menjadi dua buah Gaya yang sebidang.
|
Data
Processing
(Mengolah
Data)
|
Membimbing pesera didik dalam
mengolah data eksperimen yaitu berupa vasiasi sudut a
|
Verification
(Menguji
Hasil)
|
Membimbing siswa menguji hasil
pengolahan data pengamatan yaitu bagaimana kecenderungan rata-rata hasil
pengukuran apakah mempunyai nilai yang sama antar data dengan mengubah-ubah
sudut a, serta
kesalahan pengukuran dan presentase eror perhitungan pada tiap-tiap data
pengukuran.
|
Generalization
(Menyimpulkan)
|
Mengarahkan peserta didik agar
menyusun kesimpulan dari eksperimen serta mengarahkan peserta didik agar
membuat laporan.
|
3. Teaching Factory
Pembelajaran Teaching Factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri. Pelaksanaan Teaching Factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK. Pelaksanaan Teaching Factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah, pemerintah daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi maupun evaluasinya.
Sintaksis Teaching Factory
a. Merancang produk
Pada tahap ini peserta didik mengembangkan produk
baru/ cipta resep atau produk kebutuhan sehari-hari (consumer goods)/merancang
pertunjukan kontemporer dengan menggambar/membuat scrip/merancang pada komputer
atau manual dengan data spesifikasinya.
b. Membuat prototype
Membuat produk/ kreasi baru /tester sebagai proto type
sesuai data spesifikasi.
c. Memvalidasi dan memverifikasi prototype
Peserta didik melakukan validasi dan verifikasi
terhadap dimensi data spesifikasi dari prototype/kreasi baru/tester yang dibuat untuk mendapatkan
persetujuan layak diproduksi/dipentaskan.
d. Membuat produk masal
Peserta didik mengembangkan jadwal dan jumlah produk/
pertunjukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Dadang Hidayat (2011) berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan, mengembangkan langkah-langkah pembelajaran Teaching Factory
sebagai berikut.
e. Menerima order
Pada langkah belajar ini peserta didik berperan
sebagai penerima order dan berkomunikasi dengan pemberi order berkaitan dengan
pesanan/layanan jasa yang diinginkan. Terjadi komunikasi efektif dan santun
serta mencatat keinginan/keluhan pemberi order seperti contoh: pada gerai
perbaikan Smart Phone atau reservasi kamar hotel.
f. Menganalisis order
Peserta didik berperan sebagai teknisi untuk melakukan
analisis terhadap pesanan pemberi order baik berkaitan dengan benda
produk/layanan jasa sehubungan dengan gambar detail, spesifikasi, bahan, waktu
pengerjaan dan harga di bawah supervisi guru yang berperan sebagai supervisor.
g. Menyatakan Kesiapan mengerjakan order
Peserta didik menyatakan kesiapan untuk melakukan
pekerjaan berdasarkan hasil analisis dan kompetensi yang dimilikinya sehingga
menumbuhkan motivasi dan tanggung jawab.
h. Mengerjakan order
Melaksanakan pekerjaan sesuai tuntutan spesifikasi
kerja yang sudah dihasilkan dari proses analisis order. Siswa sebagai pekerja
harus menaati prosedur kerja yang sudah ditentukan. Dia harus menaati
keselamatan kerja dan langkah kerja dengan sungguh-sunguh untuk menghasilkan
benda kerja yang sesuai spesifikasi yang ditentukan pemesan
i. Mengevaluasi produk
Melakukan penilaian terhadap benda kerja/layanan jasa
dengan cara membandingkan parameter benda kerja/ layanan jasa yang dihasilkan
dengan data parameter pada spesifikasi order pesanan atau spesifikasi pada
service manual.
j. Menyerahkan order
Peserta
didik menyerahkan order baik benda kerja/layanan jasa setelah yakin semua
persyratan spesifikasi order telah terpenuhi, sehingga terjadi komunikasi
produktif dengan pelanggan. (disarikan dari Bahan Penyegaran
Kurikulum 2013 SMK tahun 2017)
Post a Comment