Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts
Showing posts with label Pendidikan. Show all posts

Penjelasan Tindak Lanjut Observasi Kinerja Guru

Peraturan Dirjen GTK nomor 7607 Tahun 2022 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah. Pada Bulan Januari Bp/Ibu guru telah melakukan pembuatan/penyusunan rencana hasil kerja (RHK) pada PMM. Rencana selanjutnya setelah melakukan atau menyusun RHK adalah melakukan observasi dari RHK yang telah disusun. Observasi ini dilakukan oleh Kepala Sekolah atau Guru yang mendapatkan tugas untuk melakukan observasi. 
Pelaksanaan observasi praktik kinerja guru sedang berlangsung dari bulan Maret sampai Juni 2024. Hal ini sesuai dengan jadwal yang tertera pada platform Merdeka Mengajar (PMM). 

Berikut langkah-langkah untuk melakukan observasi PMM.
Contoh pengisian oleh Penulis (www.sarastiana.com) menyusun RHK dengan Topik Pengembangan Budaya Positif (Topik ini dipilih sesuai dengan rekomendasi dari manajemen/pimpinan terkait dengan Rapor Pendidikan).

Langkah-langka :

1. Membuka PMM < Klik Pengelolaan Kinerja



2. Klik cek langkah observasi :
    Pada langkah ini Bp/Ibu silahkan untuk mempersiapkan Form observasi penilaian Kinerja guru, form A, B, C dan D berdasarkan topik RHK yang telah diisikan. 




3. Klik cek rubrik observasi
    

4. Maka akan muncul jendela berikut :


Dari rubrik observasi kelas diatas Fokus perilaku yang diharapkan bapak ibu copy/paste-kan pada Form A. 


Selanjutnya pada Form B Copy pastekan pada kolom perilaku yang diharapkan dan perilaku yang tidak diharapkan.

Untuk melaksanakan Observasi pada bulan Maret ini Bapak Ibu silahkan untuk berkodinasi dengan observernya. 
Jadwal yang ada jika tidak sesuai dapat dikondisikan/ menyesuaikan dengan jadwal KBM yang ada.


Download Perangkat Observasi Kinerja Guru :



5.  Dari Bulan Maret s.d. Juni dipersilahkan bapak ibu melaksanakan Observasi sesuai dengan jadwal yang disepakati. 
6. Jadwal Observasi yang telah bp/Ibu isikan di PMM akan segera di tindak lanjuti sehingga Form C dan D segera terisi sebagai Tindak Lanjut Observasi.



Read More »
27 February | 0komentar

Tentang PMM (Platform Merdeka Mengajar)


Platform Merdeka Mengajar dibangun untuk menunjang Implementasi Kurikulum Merdeka agar dapat membantu guru dalam mendapatkan referensi, inspirasi, dan pemahaman tentang Kurikulum Merdeka. Platform ini juga disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya. Platform Merdeka Mengajar tersedia di Google Play Store dan dapat diinstal/di unduh pada perangkat Android minimal versi 5 (Lollipop) ke atas. Informasi lengkap cara mengunduh aplikasi Merdeka Mengajar ke Android dapat dilihat di artikel Unduh Platform Merdeka Mengajar ke Gawai Android. 
Bagi Anda yang tidak memiliki perangkat Android dapat mengakses platform Merdeka Mengajar melalui web browser di laptop atau ponsel pintar Anda dengan alamat https://guru.kemdikbud.go.id/. . Anda bisa klik Masuk ke PMM pada pojok Kanan atas. Informasi lebih lanjut tentang Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka dapat dilihat disini. 
Pada bagian Belajar Kurikulum Merdeka, Anda bisa menemukan menu: Tentang Kurikulum Merdeka, yang berisi informasi pengenalan prinsip dasar dan konsep pembelajaran paradigma baru yang berpusat pada murid, serta informasi penerapan kurikulum dengan mempelajari profil pelajar pancasila dan capaian pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka. Informasi lebih lanjut Tentang Kurikulum Merdeka dapat dilihat disini. Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka, yang berisi kumpulan materi tentang Kurikulum Merdeka yang bisa Anda pelajari secara mandiri melalui Pelatihan Mandiri. Informasi lebih lanjut tentang Pelatihan Implementasi Kurikulum Merdeka dapat dilihat disini.


Read More »
18 January | 0komentar

Bapak


Sosok yang digambarkan sebagai seorang Bapak/Ayah sangat lengkap dan ideal tersurat di dalam Al Qur'an. Tentunya sosok Ayah yang tergambar ideal yang pertama dalam Al Qur'an adalah Nabi Muhammad SAW. Diantara sosok ayah yang lain dominan dijelaskan dalam al-Qur’an yaitu Luqman al-Hakim, Nabi Nuh, Nabi Ya’qub,Nabi Ibrahim, dan Nabi Syu’aib. Sosok-sosok tersebut memberikan keteladanan terkait peran ayah dalam beberapa bidang dan beberapa kondisi. Saya bukanlah seorang ayah ideal sebagaimana Lukman, Nuh dan lainnya. untuk anak-anak. Sehingga, disaat Allah swt memberikan amanat hingga saat ini tiga orang anak yang telah beranjak dewasa, mengulang kembali bagaimana sebagai sosok ayah yang dapat dijadikan contoh. 
Dengan Visi hidup saya "Bertemu Istri, Anak-anak dan Keturunan di dalam Surga" Saya merasa inilah waktu nyata untuk belajar menjadi seorang ayah idaman syurga. Ibarat Madrasah (sekolah) Ayah adalah kepala sekolahnya. Kadang ia langsung menjadi "guru" bagi anak-anaknya. Ia juga yang bersama-sama mengatur waktu-waktu pendidikan keluarga bersama "guru" lain yakni istrinya. Di dalam bangunan madrasah keluarga ini untuk menuju Visi maka yang dilakukan adalah membuat misi-misi. Misi-misi diantaranya adalah keluarga selalu bersandar pada aturan Alloh dan Rosulnya. Dari bangun pagi sampai tidur selalu menggunakan aturan yang Alloh dan Nabi Muhammad contohkan. 
Mendekatkan anak-anak dengan Al Qur'an dengan menyekolahkan mereka di pondok pesantren. Dalam bermuamalah juga ditekankan untuk selalu bersilaturahmi, menolong, menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang muda. dan sebagainya.
Dalam "madrasah" keluarga tersebut haruslah "lulus" generasi-generasi emas. Generasi yang Solih/shalihah, cerdas, mempunyai kedalaman pengetahuan agama, punya skill yang mumpuni dan peduli dengan kondisi di sekitarnya. Penerjemahan Visi-misi melalui "kurikulum dan program" pendidikan bagi anak-anaknya dengan sebaik mungkin. Pertama, keimanan kepada Islam akan menjadi pondasi dasar keyakinannya dan dalam melangkah. Anak-anak akan memiliki aqidah yang kokoh. Tidak tergoyahkan dengan apapun meski jiwa menjadi taruhannya. 
Kita bisa melihat betapa hebatnya "madrasah" yang dibangun keluarga Yasir dan Sumayyah. Dengan kuatnya iman mereka. Sejarah telah mencatat sikap teguh mereka mempertaruhkan nyawa demi iman. Keimanan yang kuat dari anak-anak akan diiringi dengan kepribadian Islam atau Asy-Syakhshiyyah Al-Islamiyyah yang ditanamkan sejak kecil. Jadilah ia, anak-anak yang tangguh dengan kokohnya iman dan baiknya perangai. Kedua, 'ulumuddin akan menjadi "mata pelajaran" unggulan di dalam "madrasah"nya. Anak-anak akan dibekali dengan ilmu-ilmu agama atau Tsaqafah Islamiyyah. Sejak dini anak dibekali dengan kemampuan agar baik berinteraksi dengan Al-Quran. Dasar-dasar "tools" atau ilmu alat akan mulai dikenalkan sejak belia. Praktik Ibadah, Fiqh Keseharian, Akhlak dan sebagainya. Anak-anak juga akan diberikan kisah-kisah heroik dari catatan tinta emas sejarah Islam. 
Bahwa anak-anak harus memahami jati dirinya, yang salah satunya banyak memahami sejarah Islam. Ketiga, "murid-murid" sejatinya memiliki minat masing-masing. Sebab dalam mengarungi kehidupan di dunia memang dibutuhkan skill, wawasan ilmu pengetahuan serta teknologi yang cukup. Sehingga, di dalam "madrasah" terdapat pula bimbingan guna masa depan sang buah hati. Anak-anak akan mendapat arahan sebaik mungkin dalam menggapai masa depannya. Ayah adalah salah satu "guru konseling" yang terbaik bagi anak-anaknya. Arahannya akan sangat berguna dalam menentukan pilihan-pilihan langkah si anak. 
Keempat, teladan adalah kunci dalam sebuah kepemimpinan. Sehingga teladan baik dari seorang ayah bagi anak-anaknya mutlak ada. Teladan dalam kokohnya iman. Teladan dalam mulianya akhlak. Teladan dalam semangat beribadah, belajar dan kepedulian kepada lingkungan. Teladan pengetahuan dan skill yang baik. Dan semua keteledanan baik selayaknya dimiliki oleh seorang "kepala sekolah" dalam "madrasah" keluarga. 


Read More »
22 December | 0komentar

Menganalisis Modul Ajar Yang Terintegrated Antara Mapel Umum dan Mapel Kejuruan

Kolaborasi Mapel Kejuruan dan Mapel Umum Untuk Membuat MA Terintegrasi

Pembelajaran pada SMK sangat relevan dengan pembelajaran yang berbasis pada produk Penyelenggaraan SMK harus diarahkan pada mempersiapkan individu dengan pemahaman pekerjaan dari dunia kerja dan keterampilan mengerjakan pekerjaan dan juga pengetahuan praktis. Dewasa ini, dalam rangka mempersiapkan lulusan yang dapat memenuhi tuntutan profesional dunia kerja atau industri. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki peran yang sangat penting sebagai pemenuhan kebutuhan (demand driver) tenaga kerja profesional tingkat menengah, seperti yang dinyatakan Litbang Diknas dalam naskah akademik (RPP: 2001) Pendidikan menengah bahwa sekolah menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. 
Rendahnya kualitas lulusan sekolah kejuruan berakibat produktifitas tenaga kerja terampil di dunia industri semakin terpuruk. Kepercayaan dunia industri semakin berkurang sehingga lulusan yang terserap juga sedikit. Salah satu faktor penyebab adalah kurikulum yang terus berubah menyebabkan kondisi di lembaga pengelola pendidikan kejuruan semakin terbebani. Kualitas lulusan SMK yang disarikan dari Finch dan menurut ukuran sekolah atau in-school success standards dan kualitas menurut ukuran masyarakat.meliputi aspek keberhasilan peserta didik dalam memenuhi tuntutan kurikuler yang telah diorientasikan pada tuntutan dunia kerja, sedangkan kriteria kedua, meliputi keberhasilan peserta didik yang tertampilkan pada kemampuan unjuk kerja sesuai dengan Standar Kompetensi Naisonal (SKN), setelah mereka berada di lapangan kerja yang sebenarnya.
 



Guru Mapel Kejuruan dan Guru Mapel Umum melakukan kolaborasi, duduk bersama membahas CP produk apa yang akan dihasilkan (Mapel Kejuruan). Dari hasil telaah bersamaan tetang CP dan Produk yang dihasilkan, guru mapel Umum menentukan CP yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran pada mapel umum. Berikut contohnya :


Pada tabel atas contoh pada Mapel Kejuruan Busana diatas telah diketahui TP (Tujuan Pembelajaran) beserta aktivitas. Dari tabel diaatas maka Guru Mapel Umum akan menyesuaikan CP, ATP dan Modul Ajar yang sesuai yang disampaikan pada Program Keahlian Busana sesuai dengan tabel di bawah ini:


Dari tabel diatas Guru Mapel Umum menyesuaikan Modul Ajar yang akan dibuat dengan produk pada Mapel Kejuaruan. 
Kegiatan pembelajaran ini wajib menggunakan metode pembelajaran PjBL (Project Based Learning).



Read More »
05 December | 0komentar

Focus Group Discussion (FGD)


Focus Group Discussio atau disebut juga dengan istilah kelompok diskusi terarah adalah metode ini banyak digunakan sebagai cara dalam pengumpulan data penelitian sosial, memiliki kelebihan dalam pengambilan data kualitatif. Metode ini sangat populer dalam memberi kemudahan dan peluang bagi peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami persepsi. Focus group discussion memang lebih dikenal dengan singkatannya FGD, sebuah metode riset kualitatif yang paling terkenal selain metode wawancara. FGD digunakan sebagai diskusi terfokus suatu grup dalam membahas masalah tertentu, namun dalam suasana informal dan santai. Biasanya dalam diskusi ini pesertanya mencapai 8-12 orang dan menggunakan seorang moderator.
Dari sekelompok orang yang terkumpulkan, peneliti, mengambil kesimpulan dari pendapat seputar topik yang dibahas. Diskusi ini akan dipimpin oleh satu orang dan biasanya dijalankan secara informal. Hal ini dilakukan agar peserta tidak merasa tertekan untuk menyampaikan pendapat mereka.Penentuan kandidat sendiri biasanya didasarkan oleh berbagai macam pertimbangan. 
Tentunya yang paling esensial adalah peserta FGD siapa yang akan kita pilih menjadi peserta FGD dan berapa jumlahnya harus dapat kita tentukan dengan baik. Jumlah peserta yang teralu banyak juga tidak efektif karena kurangnya kesempatan untuk mengyampaikan pendapat. Kalau terlalu sedikit akan kurang variasi pernyataan yang didapat. Jumlah peserta yang ideal antara 7-11 orang 
Untuk itulah hal ini perlu diperhatikan karena tidak mudah mengumpulkan masyarakat apalagi dengan karakteristik tertentu, siapa yang akan menjadi peserta harus dibuat kriterianya sehingga dapat dengan jelas diketahui siapa saja yang memenuhi syarat menjadi peserta. Peserta yang tidak memenuhi syarat kita keluarkan (criteria esklusi). perlu juga dipertimbangkan untuk mencari peserta cadangan apabila nantinya peserta berhalangan hadir

Read More »
22 November | 0komentar

PIP (Pendampingan Implementasi Pembelajaran) SMK Pusat Keunggulan

Implementasi pembelajaran pada SMK Pusat Keunggulan tahun 2023 ini tentunya memerlukan dukungan kebijakan dari pemerintah pusat, dalam bentuk Pendampingan Implementasi Pembelajaran di SMK PK. Dalam proses Implementasi Pembelajaran perlu adanya panduan agar pelaksanaan pembelajaran di tingkat satuan pendidikan secara operasional dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik oleh Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru. 
Pelatihan dan pendampingan bagi Guru, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, dan Pengawas Sekolah yang tergabung dalam komite pembelajaran pada program SMK Pusat Keunggulan merupakan K Pusat Keunggulan merupakan fase penting fase penting yang akan memberikan pemahaman secara utuh terhadap komponen, serta membangun kesiapan dalam pelaksanaan pembelajaran dengan kurikulum merdeka. Untuk itu diperlukan panduan yang memuat hal-hal pokok yang perlu diketahui oleh semua pihak yang terk a pihak yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan, ait dalam pelaksanaan kegiatan, antara lain bimbingan teknis Pendamping Implementasi Pembelajaran (PIP), Pelatihan Komite Pembelajaran (PKP), In-House Training (IHT) di SMK PK, dan Pendampingan Implementasi Pembelajaran pada program SMK PK.
Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMK PK) merupakan program yang berfokus pada pengembangan serta peningkatan kualitas, kinerja SMK dengan bidang prioritas yang diperkuat melalui kemitraan, penyelarasan dengan dunia kerja, untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha, menjadi SMK rujukan pusat pe ukan pusat peningkatan kualitas dan kinerja SMK ningkatan kualitas dan kinerja SMK lainnya.

Read More »
19 November | 0komentar

Pendidikan Yang Memerdekakan


Read More »
01 November | 0komentar

Merumuskan Tujuan Pembelajaran

Pemaparan Materi

Setelah merumuskan tujuan pembelajaran, langkah berikutnya dalam perencanaan pembelajaran adalah menyusun alur tujuan pembelajaran. Alur tujuan pembelajaran sebenarnya memiliki fungsi yang serupa dengan apa yang dikenal selama ini sebagai “silabus”, yaitu untuk perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka waktu satu tahun. 
Oleh karena itu, pendidik dapat menggunakan alur tujuan pembelajaran saja, dan alur tujuan pembelajaran ini dapat diperoleh pendidik dengan: (1) merancang sendiri berdasarkan CP, (2) mengembangkan dan memodifikasi contoh yang disediakan, ataupun (3) menggunakan contoh yang disediakan pemerintah. Bagi pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis dari awal hingga akhir fase. 
Alur tujuan pembelajaran juga perlu disusun secara linier, satu arah, dan tidak bercabang, sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari. Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan: 
  1. Tujuan pembelajaran adalah tujuan yang lebih umum bukan tujuan pembelajaran harian (goals, bukan objectives); 
  2. Alur tujuan pembelajaran harus tuntas satu fase, tidak terpotong di tengah jalan; 
  3. Alur tujuan pembelajaran perlu dikembangkan secara kolaboratif, (apabila guru mengembangkan, maka perlu kolaborasi guru lintas kelas/tingkatan dalam satu fase. Contoh: kolaborasi antara guru kelas I dan II untuk Fase A; 
  4. Alur tujuan pembelajaran dikembangkan sesuai karakteristik dan kompetensi yang dikembangkan setiap mata pelajaran. Oleh karena itu sebaiknya dikembangkan oleh pakar mata pelajaran, termasuk guru yang mahir dalam mata pelajaran tersebut; 
  5. Penyusunan alur tujuan pembelajaran tidak perlu lintas fase (kecuali pendidikan khusus); 
  6. Metode penyusunan alur tujuan pembelajaran harus logis, dari kemampuan yang sederhana ke yang lebih rumit, dapat dipengaruhi oleh karakteristik mata pelajaran, pendekatan pembelajaran yang digunakan (misal: matematik realistik); 
  7. Tampilan tujuan pembelajaran diawali dengan alur tujuan pembelajarannya terlebih dahulu, baru proses berpikirnya (misalnya, menguraikan dari elemen menjadi tujuan pembelajaran) sebagai lampiran agar lebih sederhana dan langsung ke intinya untuk guru; 
  8. Karena alur tujuan pembelajaran yang disediakan Kemendikbudristek merupakan contoh, maka alur tujuan pembelajaran dapat bernomor/huruf (untuk menunjukkan urutan dan tuntas penyelesaiannya dalam satu fase); 
  9.  Alur tujuan pembelajaran menjelaskan SATU alur tujuan pembelajaran, tidak bercabang (tidak meminta guru untuk memilih). Apabila sebenarnya urutannya dapat berbeda, lebih baik membuat alur tujuan pembelajaran lain sebagai variasinya, urutan/alur perlu jelas sesuai pilihan/keputusan penyusun, dan untuk itu dapat diberikan nomor atau kode; dan 
  10. Alur tujuan pembelajaran fokus pada pencapaian CP, bukan profil pelajar Pancasila dan tidak perlu dilengkapi dengan pendekatan/strategi pembelajaran (pedagogi) 

Read More »
28 October | 0komentar

6 Level Taksonomi Marzano

 Upskilling-Reskilling 

Taksonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-hal yang dikelompokkan atau digolongkan dalam sistematika. Level Taksonomi Marzano yang tertinggi adalah level konsep yang dikembangkan setelah Taksonomi Bloom. 
Taksonomi Bloom diciptakan pertama kali oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956. Taksonomi tersebut mengklasifikasikan tujuan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif (penalaran), afektif (penghayatan), dan psikomotor (pengamalan). 
Berdasarkan teori Taksonomi Marzano, proses belajar yang kita lakukan dapat dibedakan atas tiga level. Dihimpun dari buku Perkalian Itu Asyik dan Menyenangkan oleh Soesilowati (2013: 21), berikut adalah  level dalam Taksonomi Marzono:


Mengenali dan mengingat kembali (retrieval): 
Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas mengidentifikasi sebuah informasi secara umum. Kemampuan yang termasuk dalam tingkat 1 ini adalah kemampuan menentukan akurasi suatu informasi dan menemukan informasi lain yang berkaitan.
Pemahaman: 
Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk mengidentikasi atribut atau karakteristik utama dalam pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru dari Marzano, pemahaman melibatkan dua proses yang saling berkaitan: integrasikan dan simbolisasi.
Analisis :
Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis yang dimaksud bukan hanya mengidentikasi karakteristik penting dan tidak penting, namun analisis juga mencakup generasi informasi baru yang belum diproses oleh seseorang. Ada lima proses analisis, yaitu: (1) mencocokan, (2) mengklasikasikan, (3) menganalisis kesalahan, (4) menyamaratakan, dan (5) menspesifikasikan
Pemanfaatan Pengetahuan :
Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin menyelesaikan tugas tertentu. Contohnya, ketika seorang insinyur ingin menggunakan pengetahuannya tentang prinsip Bernoulli untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya angkat dalam desain jenis pesawat baru. Tugas sulit seperti ini adalah tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi seseorang. Di taksonomi baru dari Marzano, ada empat kategori umum pemanfaatan pengetahuan, yaitu: (1) pengambilan keputusan, (2) penyelesaian masalah, (3) percobaan, dan (4) penyelidikan
Metakognisi: 
Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Dalam taksonomi baru dari Marzano, ada empat fungsi dari metakognisi, yaitu: (1) menetapkan tujuan, (2) memantau proses, (3) memantau kejelasan, dan (4) memantau ketepatan.
Sistem Diri :
Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas; sistem diri juga menentukan seberapa besar tenaga yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas tersebut. Ada empat jenis dari sistem diri yang berhubungan dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu: (1) memeriksa kepentingan, (2) memeriksa kemanjuran, (3) memeriksa respon emosional, dan (4) memeriksa motivasi secara keseluruhan.

Read More »
27 October | 0komentar

Upgrading Kepemimpinan Pembelajaran


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama dengan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan “Upgrading Kepemimpinan Pembelajaran”. Kegiatan yang ditujukan bagi Guru Penggerak Angkatan 5, 6 dan ini digelar di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Minggu (22/10). 
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Prof. Nunuk Suryani, turut hadir bersama dengan para Kepala Dinas, UPT, BBPMP dan BGP di Provinsi Yogyakarta, Jawa Tengah dan Banten, serta Tim Pengembang Program Guru Penggerak (PGP). Lebih lanjut, Dirjen GTK dalam sambutannya mengatakan kemerdekaan yang kita nikmati sampai pada detik ini, bukan sebuah pemberian, tapi adalah sebuah perjuangan para pendahulu bangsa yang harus kita selalu isi dengan hal positif. 
“Salah satu upaya dalam mengisi kemerdekaan, sejak 4 tahun yang lalu Kemendikbudristek mengusung kebijakan Merdeka belajar. Merdeka Belajar memberikan kemerdekaan pada semua aktor pendidikan untuk bekerja mengekspresikan daya upayanya dengan tujuan peningkatan mutu pendidikan,” kata Nunuk. Dijelaskan oleh Dirjen GTK bahwa bergerak itu tidak harus menunggu penghargaan yang akan dijanjikan. Oleh karenanya, ia mengajak semua ekosistem pendidikan untuk bergerak sesuai hati nurani. “Dalam Pendidikan Guru Penggerak selalu disampaikan bahwa setelah selesai dari Guru Penggerak apa yang harus saya lakukan?” 
Menurut Dirjen Nunuk, ilmu yang didapat para guru selama mengikuti pendidikan, semestinya menjadi pemantik nilai-nilai keteladanan yang diterapkan pada lingkungan sekitar dimulai dari yang kecil hingga yang lingkupnya lebih luas. Kegiatan Upgrading Kepemimpinan Pembelajaran tujuan utamanya adalah mendorong kemampuan guru dalam mengembangkan sekolah melalui berbagi praktik baik serta menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Adapun enam guru penggerak yang terpilih menjadi narasumber pengembangan sekolah yaitu 1) Yunirawati sebagai narasumber bidang literasi, 2) Inggit Asih Pawestri sebagai narasumber bidang numerasi, 3) Arif Yasid sebagai narasumber bidang karakter, 4) Putri Nur Fahmi sebagai narasumber bidang kebhinekaan, 5) Andika Cahya sebagai narasumber bidang iklim keamanan, serta 6) Karsinah sebagai narasumber bidang karakter kualitas pembelajaran. 
Dilanjut dengan Muhammad Nur Rizal Founder GMS (Gerakan Sekolah Menyenangkan) dalam pembahasannya pada sesi “Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik yang Menyenangkan”, mengatakan keyakinan adanya krisis besar yang mungkin tidak sadari namun ada di sekeliling kita yakni krisis Sumber Daya Manusia (SDM). “Ketika manusia atau guru-guru kita tidak menemukan passion dan talentanya sendirii maka mereka tidak mencintai pekerjaanya,” ujarnya. 
“Guru adalah penentu kesuksesan, kalau cara bertindak, berpikir dan mengajar kita lama maka budaya pendidikan kita akan terjebak kepada cara-cara yang lama. Lalu, bagaimana kita keluar dari persoalan ini?” Ada tiga kodrat dasar yang dimiliki oleh manusia agar mereka dapat berkembang secara pesat. Pertama manusia dilahirkan dengan keragaman. Kedua, rasa penasaran (curiosity) manusia sebagai pembelajar ilmiah yang suka mengamati, mempelajari dan meniru sesuatu yang baru. “Pendidikan itu adalah proses belajar, kalau tidak ada proses belajar maka tidak ada pendidikan. Tujuan pendidikan kata Ki Hajar Dewantara adalah mencetak manusia yang ingin terus menerus belajar.” Kodrat manusia yang ketiga adalah kreatif dan imajinatif. Oleh karena itu, dalam membangun imajinasi masa depan, sangat diperlukan murid dan guru yang terus belajar sebagai bahan bakarnya.
Sumber: https://bbgpjateng.kemdikbud.go.id/

Read More »
26 October | 0komentar

Pemahaman (understanding); Proses Berpikir Tingkat Tinggi,


Telah diuraikan tentang Taksonomi Bloom pada tulisan terdahulu. Sebagaimana yang disampaikan dalam penjelasan tentang CP, pemahaman (understanding) adalah proses berpikir tingkat tinggi, bukan sekadar menggunakan informasi untuk menjelaskan atau menjawab pertanyaan. Menurut Tighe dan Wiggins, pemahaman dapat ditunjukkan melalui kombinasi dari enam kemampuan berikut ini:

Penjelasan: Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan, menjelaskan sebuah teori, dan menggunakan data.
Interpretasi: Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan, atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain
Aplikasi: Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai sesuatu dalam situasi yang nyata atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan).
Perspektif: Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.
Empati: Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya
Pengenalan diri atau refeksi diri: Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.

Read More »
26 October | 0komentar

Workshop Peningkatan Kapabilitas GTK

Peserta Workshop

Workshop Peningkatan Kapabilitas GTK SMK Negeri 1 Bukateja dilaksanakan pada kegiatan Program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) pada hari Kamis, Jumat dan Sabtu tanggal 19 s.d.21 Oktober 2023 bertempat di Aula SMK Negeri 1 Bukateja. Narasumber dari kegiatan tersebut adalah Masruhan mufidz, M.Kom dari SMK Negeri 7 Semarang. 
Pada kegiatan ini narasumber memberikan motivasi kepada guru di SMK Negeri 1 Bukateja. Mampu dan bisa dalam membangun konsep pengetahuan dan menerapkan ide kreatif dalam setiap pembelajaran, bapak ibu guru juga dapat membantu pembelajaran proses interaksi untuk menjadikan siswa-siswi belajar dengan baik dan membangun serta meningkatkan kemampuan dalam belajarnya, sehingga semua guru mampu melakukan dan mengetahui lebih dalam adanya responsibilitas diri terhadap siswa-siswi di SMK Negeri 1 Bukateja.
Trik dan tips penggunaan media pembelajaran berbasis IT dan AI (artificial intelligence). Dan pada hasil akhir kegiatan adalah membuat rencana tindak lanjut (RTL) berupa video pembelajaran.

Read More »
24 October | 0komentar

Prinsip Pembelajaran dan Contoh Pelaksanaannya




Pemerintah tidak mengatur pembelajaran dan asesmen secara detail dan teknis. Namun demikian, untuk memastikan proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik, Pemerintah menetapkan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. Prinsip pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan dapat memandu pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif. Dalam menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran, pendidik diharapkan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

A. Prinsip Pembelajaran


1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. 
  • Pada awal tahun ajaran, pendidik berusaha mencari tahu kesiapan belajar peserta didik dan pencapaian sebelumnya. Misalnya, melalui dialog dengan peserta didik, sesi diskusi kelompok kecil, tanya jawab, pengisian survei/angket, dan/ atau metode lainnya yang sesuai.
  • • Pendidik merancang atau memilih alur tujuan pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik, atau pada tahap awal. Pendidik dapat menggunakan atau mengadaptasi contoh tujuan pembelajaran, alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang disediakan oleh Kemendikbudristek. 
  • • Pendidik merancang pembelajaran yang menyenangkan agar peserta didik mengalami proses belajar sebagai pengalaman yang menimbulkan emosi positif

Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat; Pendidik mendorong peserta didik untuk melakukan refleksi untuk memahami kekuatan diri dan area yang perlu dikembangkan. 
  • Pendidik senantiasa memberikan umpan balik langsung yang mendorong kemampuan peserta didik untuk terus belajar dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan. 
  • Pendidik menggunakan pertanyaan terbuka yang menstimulasi pemikiran yang mendalam. 
  • Pendidik memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif agar terbangun sikap pembelajar mandiri.
  • Pendidik memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.
  • Pendidik memberikan tugas atau pekerjaan rumah ditujukan untuk mendorong pembelajaran yang mandiri dan untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan dengan mempertimbangkan beban belajar peserta didik. 
  • Pendidik merancang pembelajaran untuk mendorong peserta didik terus meningkatkan kompetensinya melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.

Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik;Pendidik menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi dan untuk membantu peserta didik mengembangkan kompetensi, misalnya belajar berbasis inkuiri, berbasis projek, berbasis masalah, dan pembelajaran terdiferensiasi. 
  • Pendidik merefleksikan proses dan sikapnya untuk memberi keteladanan dan sumber inspirasi positif bagi peserta didik. 
  • Pendidik merujuk pada profil pelajar Pancasila dalam memberikan umpan balik (apresiasi maupun koreksi)

pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra;
  • Pendidik menyelenggarakan pembelajaran sesuai kebutuhan dan dikaitkan dengan dunia nyata, lingkungan, dan budaya yang menarik minat peserta didik. 
  • Pendidik merancang pembelajaran interaktif untuk memfasilitasi interaksi yang terencana, terstruktur, terpadu, dan produktif antara pendidik dengan peserta didik, sesama peserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar. 
  • Pendidik memberdayakan masyarakat sekitar, komunitas, organisasi, ahli dari berbagai profesi sebagai narasumber untuk memperkaya dan mendorong pembelajaran yang relevan.
  • Pendidik melibatkan orang tua dalam proses belajar dengan komunikasi dua arah dan saling memberikan umpan balik. 
  • Pada PAUD, pendidik menggunakan pendekatan multibahasa berbasis bahasa ibu juga dapat digunakan, utamanya bagi peserta didik yang tumbuh di komunitas yang menggunakan bahasa lokal. 
  • Pada SMK, terdapat pembelajaran melalui Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di dunia kerja atau tempat praktik di lingkungan sekolah yang telah dirancang sesuai dengan standar dunia kerja, menerapkan sistem dan budaya kerja sebagaimana di dunia kerja, dan disupervisi oleh pendidik/instruktur yang ditugaskan atau memiliki pengalaman di dunia kerja yang relevan. 
  • Pada SMK, pendidik dapat menyelenggarakan pembelajaran melalui praktik-praktik kerja bernuansa industri di lingkungan sekolah melalui model pembelajaran industri (teaching factory)

pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
  • Pendidik berupaya untuk mengintegrasikan kehidupan keberlanjutan (sustainable living) pada berbagai kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan nilai-nilai dan perilaku yang menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan dan masa depan bumi, misalnya menggunakan sumber daya secara bijak (hemat air, listrik, dll.), mengurangi sampah, dsb. 
  • Pendidik memotivasi peserta didik untuk menyadari bahwa masa depan adalah milik mereka dan mereka perlu mengambil peran dan tanggung jawab untuk masa depan mereka.
  • Pendidik melibatkan peserta didik dalam mencari solusisolusi permasalahan di keseharian yang sesuai dengan tahapan belajarnya.
  • Pendidik memanfaatkan projek penguatan profil pelajar Pancasila untuk membangun karakter dan kompetensi peserta didik sebagai warga dunia masa depan

Read More »
19 October | 0komentar

Memahami Capaian Pembelajaran (CP)


Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari fase fondasi pada PAUD. Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara, CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan tersebut (fase). Untuk mencapai garis finish, pemerintah membuatnya ke dalam enam etape yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun. Berikut ini adalah beberapa contoh pemanfaatan fase-fase Capaian Pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran: 
■ Pembelajaran yang fleksibel. Ada kalanya proses belajar berjalan lebih lambat pada suatu periode (misalnya, ketika pembelajaran di masa pandemi COVID-19) sehingga dibutuhkan waktu lebih panjang untuk mempelajari suatu konsep. Ketika harus “menggeser” waktu untuk mengajarkan materi-materi pelajaran yang sudah dirancang, pendidik memiliki waktu lebih panjang untuk mengaturnya. 
■ Pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik. Fase belajar seorang peserta didik menunjukkan kompetensinya, sementara kelas menunjukkan kelompok (cohort) berdasarkan usianya. Dengan demikian, ada kemungkinan peserta didik berada di kelas III SD, namun belajar materi pelajaran untuk Fase A (yang umumnya untuk kelas I dan II) karena ia belum tuntas mempelajarinya. Hal ini berkaitan dengan mekanisme kenaikan kelas yang disampaikan dalam Bab VII (Mekanisme Kenaikan Kelas dan Kelulusan). 
■ Pengembangan rencana pembelajaran yang kolaboratif. Satu fase biasanya lintas kelas, misalnya CP Fase D yang berlaku untuk Kelas VII, VIII, dan IX. Saat merencanakan pembelajaran di awal tahun ajaran, guru kelas VIII perlu berkolaborasi dengan guru kelas VII untuk mendapatkan informasi tentang sampai mana proses belajar sudah ditempuh peserta didik di kelas VII. Selanjutnya ia juga perlu berkolaborasi dengan guru kelas IX untuk menyampaikan bahwa rencana pembelajaran kelas VIII akan berakhir di suatu topik atau materi tertentu, sehingga guru kelas IX dapat merencanakan pembelajaran berdasarkan informasi tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang kekhasan CP sebelum memahami isi dari capaian untuk setiap mata pelajaran. 
• Dalam CP, kompetensi yang ingin dicapai ditulis dalam paragraf yang memadukan antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau disposisi untuk belajar. Sementara karakter dan kompetensi umum yang ingin dikembangkan dinyatakan dalam profil pelajar Pancasila secara terpisah. Dengan dirangkaikan sebagai paragraf, ilmu pengetahuan yang dipelajari peserta didik menjadi suatu rangkaian yang berkaitan. 
• CP dirancang dengan banyak merujuk kepada teori belajar Konstruktivisme dan pengembangan kurikulum dengan pendekatan “Understanding by Design” (UbD) yang dikembangkan oleh Wiggins & Tighe (2005). Dalam kerangka teori ini, “memahami” merupakan kemampuan yang dibangun melalui proses dan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat menjelaskan, menginterpretasi dan mengaplikasikan informasi, menggunakan berbagai perspektif, dan berempati atas suatu fenomena. Dengan demikian, pemahaman bukanlah suatu proses kognitif yang sederhana atau proses berpikir tingkat rendah. 
• Memang apabila merujuk pada Taksonomi Bloom, pemahaman dianggap sebagai proses berpikir tahap yang rendah (C2). Namun demikian, konteks Taksonomi Bloom sebenarnya digunakan untuk perancangan pembelajaran dan asesmen kelas yang lebih operasional, bukan untuk CP yang lebih abstrak dan umum. Taksonomi Bloom lebih sesuai digunakan untuk menurunkan/ menerjemahkan CP ke tujuan pembelajaran yang lebih konkret. 
• Naskah CP terdiri atas rasional, tujuan, karakteristik, dan capaian per fase. Rasional menjelaskan alasan pentingnya mempelajari mata pelajaran tersebut serta kaitannya dengan profil pelajar Pancasila. Tujuan menjelaskan kemampuan atau kompetensi yang dituju setelah peserta didik mempelajari mata pelajaran tersebut secara keseluruhan. Karakteristik menjelaskan apa yang dipelajari dalam mata pelajaran tersebut, elemen-elemen atau domain (strands) yang membentuk mata pelajaran dan berkembang dari fase ke fase. Capaian per fase disampaikan dalam dua bentuk,yaitu secara keseluruhan dan capaian per fase untuk setiap elemen. Oleh karena itu, penting untuk pendidik mempelajari CP untuk mata pelajarannya secara menyeluruh. Memahami CP adalah langkah pertama yang sangat penting. Setiap pendidik perlu familiar dengan apa yang perlu mereka ajarkan, terlepas dari apakah mereka akan mengembangkan kurikulum, alur tujuan pembelajaran, atau silabusnya sendiri atau tidak. Beberapa contoh pertanyaan reflektif yang dapat digunakan untuk memandu guru dalam memahami CP, antara lain: 
• Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki peserta didik untuk sampai di capaian pembelajaran akhir fase? 
• Kata-kata kunci apa yang penting dalam CP? 
• Apakah ada hal-hal yang sulit saya pahami? 
• Apakah capaian yang ditargetkan sudah biasa saya ajarkan? 

Selain untuk mengenal lebih mendalam mata pelajaran yang diajarkan, memahami CP juga dapat memantik ide-ide pengembangan rancangan pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang dapat digunakan untuk memantik ide: 
• Bagaimana capaian dalam fase ini akan dicapai anak didik? 
• Materi apa saja yang akan dipelajari dan seberapa luas serta mendalam? 
• Proses belajar seperti apa yang akan ditempuh peserta didik?

Read More »
18 October | 0komentar

IHT Pembelajaran Guru di Sekolah


Dalam rangka melaksanakan Program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) SMK Negeri 1 Bukateja menyelenggarakan kegiatan optimalisasi penyelenggaran pembelajaran berbasis Dunia Kerja/Industri Salah satu prgram keagiatan adalah IHT (In House Training). Pada IHT ini mengundang narasumber dari Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Seni dan Budaya. Yogyakarta bersama Bp. Drs. Rahayu Windarto,MM. yang dilaksanakan selama 3 Hari.
Pemerintah telah menetapkan Capaian Pembelajaran yang menjadi rujukan utama dalam pengembangan rancangan pembelajaran, khususnya untuk kegiatan intrakurikuler1. Panduan ini memfasilitasi proses berpikir dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang dimulai dari menganalisis capaian pembelajaran , tujuan pembelajaran mengembangkan alur tujuan pembelajaran, modul ajar, serta asesmen pada awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi. Dokumen ini juga memuat perencanaan serta pelaksanaan asesmen yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengolahan, dan pelaporan hasil penilaian atau asesmen. PPA difokuskan untuk pembelajaran dan asesmen intrakurikuler, sedangkan panduan untuk projek penguatan profil pelajar Pancasila disampaikan dalam dokumen terpisah.
Pembelajaran dapat diawali dengan proses perencanaan asesmen dan perencanaan pembelajaran. Pendidik perlu merancang asesmen yang dilaksanakan pada awal pembelajaran, pada saat pembelajaran, dan pada akhir pembelajaran. Perencanaan asesmen, terutama pada asesmen awal pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik. Perencanaan pembelajaran meliputi tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen pembelajaran yang disusun dalam bentuk dokumen yang fleksibel, sederhana, dan kontekstual. 
Tujuan Pembelajaran disusun dari Capaian Pembelajaran dengan mempertimbangkan kekhasan dan karakteristik Satuan Pendidikan. Pendidik juga harus memastikan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan tahapan dan kebutuhan peserta didik. Proses selanjutnya adalah pelaksanaan pembelajaran yang dirancang untuk memberi pengalaman belajar yang berkualitas, interaktif, dan kontekstual. 
Pada siklus ini, pendidik diharapkan dapat menyelenggarakan pembelajaran yang : (1) interaktif; (2) inspiratif; (3) menyenangkan; (4) menantang; (5) memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif; dan (6) memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik (akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab V). Sepanjang proses pembelajaran, pendidik dapat mengadakan asesmen formatif untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran sudah dicapai oleh peserta didik. 
Tahapan selanjutnya adalah proses asesmen pembelajaran. Asesmen pembelajaran diharapkan dapat mengukur aspek yang seharusnya diukur dan bersifat holistik. Asesmen dapat berupa formatif dan sumatif. Asesmen formatif dapat berupa asesmen pada awal pembelajaran dan asesmen pada saat pembelajaran. Asesmen pada awal pembelajaran digunakan mendukung pembelajaran terdiferensiasi sehingga peserta didik dapat memperoleh pembelajaran sesuai dengan yang mereka butuhkan. Sementara, asesmen formatif pada saat pembelajaran dapat dijadikan sebagai dasar dalam melakukan refleksi terhadap keseluruhan proses belajar yang dapat dijadikan acuan untuk perencanaan pembelajaran dan melakukan revisi apabila diperlukan. Apabila peserta didik dirasa telah mencapai tujuan pembelajaran, maka pendidik dapat meneruskan pada tujuan pembelajaran berikutnya. Namun, apabila tujuan pembelajaran belum tercapai, pendidik perlu melakukan penguatan terlebih dahulu. Selanjutnya, pendidik perlu mengadakan asesmen sumatif untuk memastikan ketercapaian dari keseluruhan tujuan pembelajaran. Ketiga tahapan ini akan terus berlangsung dalam bentuk siklus seperti gambar di atas. 
Dalam prosesnya, pendidik dapat melakukan refleksi, baik dilakukan secara pribadi maupun dengan bantuan kolega pendidik, kepala satuan pendidikan, atau pengawas sekolah. Oleh karena itu, proses pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang bermuara untuk membantu keberhasilan peserta didik di dalam kelas. Pemerintah tidak mengatur pembelajaran dan asesmen secara detail dan teknis. Namun demikian, untuk memastikan proses pembelajaran dan asesmen berjalan dengan baik, Pemerintah menetapkan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen. 
Prinsip pembelajaran dan prinsip asesmen diharapkan dapat memandu pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna agar peserta didik lebih kreatif, berpikir kritis, dan inovatif. 





Read More »
17 October | 0komentar

Penyelarasan Pembelajaran Berbasis Dunia Kerja

Pembukaan Workshop, oleh Wakil Kepala Sekolah Bid. Kurikulum

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 18 dijelaskan bahwa Pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik untuk bekerja pada bidang tertentu. SMK sebagai salah satu institusi yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan tenaga kerja yang terampil sebagaimana diharapkan dunia kerja.
Peserta didik dapat memilih bidang keahlian yang diminati di SMK. Kurikulum SMK dibuat agar peserta didik siap untuk langsung bekerja di dunia kerja, dan juga disusun sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang ada. Saat ini Kurikulum merdeka sudah di implementasikan mulai pada tahun 2022 juga harus mampu meningkatkan keahlian anak-anak SMK, baik dalam teori maupun praktik.
Workshop penyelarasan pembelajaran berbasis dunia kerja untuk SMK Pusat Keunggulan adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengintegrasikan pendidikan dengan dunia kerja. Harapan dari penyelenggaraan kegiatan ini, siswa dapat lebih siap menghadapi tantangan di dunia nyata setelah lulus dari sekolah menengah kejuruan (SMK). Workshop melibatkan guru, siswa SMKN 1 Bukateja dan pihak Industri  diantaranya adalah Isazaki Botanical Printing, Oemah Karnaval, Fenix dan lainnya. Penyelenggaraan workshop dalam rangka pelaksanaan SMK Pusat Keunggulan Tahun 2023. 
Meskipun Program Keahlian Busana yang mendapatkan Program SMK PK akan tetapi kegiatan workshop ini juga bermanfaat bagi semua program keahlian. Sehingga dalam kegiatan ini juga dihadiri semua Ketua Konsentrasi Keahian (KKK). Kegiatan dilaksanakan di Aula SMK Negeri 1 Bukateja 03 - 05 Oktober 2023.




Read More »
11 October | 0komentar

Komite Pembelajaran dan Peran


Komite Pembelajaran dalam Sekolah Penggerak digambarkan sebagai 2 (dua) buah roda yang keduanya akan berputar jika salah satu digerakkan. Komite Pembeajaran merupakan bagian dari komunitas belajar dalam sekolah yang merupakan core of the core. Roda 1 menggambarkan Sekolah Penggerak sebagai penggerak agar tetap berjalan, roda 2 menggambarkan sekolah lain imbas dari sekolah penggerak yang sudah berjalan, dan kotak luar merupakan cakupan dari Cabdin melalui Pengawas Sekolah untuk memantau dan evaluasi proses pemandirian Komite Pembelajaran.
Komite Pembelajaran memiliki banyak tugas penting yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa sekolah mencapai tujuannya. Salah satu tugas penting yang harus dilakukan oleh Komite Pembelajaran adalah mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Komite Pembelajaran juga bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan program pembelajaran di sekolah dan memastikan bahwa program tersebut sesuai dengan standar kurikulum. 
Komite Pembelajaran juga bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan kurikulum di sekolah. Komite Pembelajaran harus memastikan bahwa semua guru di sekolah mengikuti kurikulum yang telah ditetapkan. Komite Pembelajaran juga harus memastikan bahwa semua guru di sekolah memahami kurikulum dan mengikuti program pembelajaran yang telah ditetapkan.

Komite Pembelajran terdiri dari :
1. Pengawas Sekolah
2. Kepala Sekolah
3. Waka Kurikulum
4. Guru Program Keahlian
5. Guru BK
6. Guru Umum


Peran Komite Pembelajaran 
Komite Pembelajaran adalah sebuah tim di tingkat satuan pendidikan yang terdiri dari Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah dan Guru-guru yang dipilih oleh kepala sekolah 
  1. Menyelenggarakan in-house training terkait pembelajaran dengan paradigma baru untuk guru-guru di sekolahnya 
  2. Menganalisis kebutuhan belajar guru dan menggerakkan Komunitas Praktisi di sekolahnya
  3. Memfasilitasi pertemuan rutin setiap bulan untuk proses perencanaan pembelajaran bagi guru

Peran Guru 
  • Mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid dengan menerapkan merdeka belajar; 
  • Secara mandiri mengembangkan kompetensi diri melalui refleksi.
  • Merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid. 
  • Aktif berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
  • Menerapkan nilai-nilai kebhinekaan, inklusi dan ramah anak

Read More »
01 October | 0komentar

Kumpulan Tugas Koneksi Antar Materi CGP

Koneksi antar materi adalah penguasaan pemahaman calon guru penggerak (CGP) terhadap materi yang telah dipelajari dengan mengaitkan materi awal sampai dengan materi yang terakhir
Tugas Koneksi Antar Materi CGP

Tabel Kumpulan Tugas Koneksi Antar Materi CGP

No
Koneksi Antar Materi Modul
Link
1 Paradigma dan Visi Guru Penggerak
a. Modul 1.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 1.2 : Nilai dan Peran Guru Penggerak Link
c. Modul 1.3. Visi-Misi CGP Link
d. Modul 1.4. Budaya Positif,Keyakinan Kelas dsb Link
2 Praktik Pembelajaran Yang Berpihak Pada Murid
a. Modul 2.1 : Filosofi Ki Hajar Dewantara Link
b. Modul 2.2 : Pembelajaran Berdiferensiasi yang Berpihak pada Murid Link
c. Modul 2.3. Coaching untuk Supervisi Akademik Link
3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah
a. Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin Link
b. Modul 3.2.Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya Link
c. Modul 3.3.Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, student Agency Link

Read More »
16 September | 0komentar

Tugas Elaborasi Pemahaman Modul 2.1 CGP

Sebelum sesi berdiskusi dengan Instruktur, CGP diminta untuk membaca materi yang penting yang berhubungn dengan pembelahan difernsiasi yaitu :
1. 7 Alasan mengapa pembelajaran diferensiasi dapat berhasil (unduh disini) dari https://www.wetyyuningsih.com
2. Beberapa Contoh Skenario Pembelajaran Berdiferensiasi (unduh disini

Pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi :
1. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemetaan kebutuhan murid ? 
2. Pengelompokan murid dalam mengerjakan tugas sesuai dengan minat, tetapi pada kenyataannya murid lebih memilih kenyamanan daripada minat dan bakat yang di miliki, sehingga mereka lebih memilih satu kelompok dengan teman dekat walaupun minatnya berbeda. 
Bagaimana solusi terbaik untuk masalah ini? 
3. Apakah pembelajaran diferensiasi harus dilakukan pada setiap bab yang kita ajarkan ke murid? Demikian tadi pertanyaan untuk sesi diskusi dengan Instruktur. Mudah- mudahan bermanfaat..

Read More »
15 September | 0komentar

Tugas Estimasi Biaya Konstruksi PJJ, 5 September 2023



Tugas EBK Kelas XI. 
1. Pelajari Media di bawah Ini 
2. Kerjakan Evaluasi dengan Klik Tombol Evaluasi 
3. Link media di bawah ini Link Media Pembelajaran : http://gg.gg/MEDIA_EBK 

Kumpulkan screenshot sertifikat dengan upload Link Pengumpulan Sertifikat : http://gg.gg/Upload_Sertifikat-EBK

Read More »
05 September | 0komentar