Assalamu'alaikum ! welcome to Media Pendidikan.| Contact | Register | Sign In

Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Discovery Learning dan Teaching Factory





Dalam penyusunan RPP guru dituntut mampu menyajikan pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disusun. Penyusunan model pembelajaran RPP harus memenuhi kaidah berpikir tingkat tinggi melalui praktik baik (best practise) dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning, project based learning, dan atau teaching factory
Berikut contoh sintak/runtutan pembelajaran problem based learning, project based learning, dan atau teaching factory

Sintak Model Pembelajaran Materi Gaya

1.    Sintak Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Fase-Fase
Perilaku Guru
Fase 1
Orientasi peserta didik pada masalah
 Menjelaskan tujuan pembelajarn tentang materi Gaya yaitu menerapakan prinsip penjumlahan Gaya.
·         Memperlihatkan dan menampilkan video atau gambar tentang peristiwa atau hal-hal yang berkaitan dengan penerapan Gaya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya video atau gambar tentang penarikan kapal yang mengalami kecelakaan atau kerusakan di tengah lautan dan harus segera dibawa ke pelabuhan terdekat untuk diperbaiki. Untuk menarik kapal tersebut dibutuhkan dua kapal dengan dilengkapi kawat baja. Agar kapal dapat sampai ke pelabuhan yang dituju, posisi kapal selama perjalanan selama perjalanan tetap stabil besar gaya yang dibutuhkan oleh masing-masing kapal penarik dan sudut yang dibentuk oleh kawat baja harus diperhitungkan secara cermat.
·         Memotivasi peserta didik agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah.
·         Menjelaskan logistik yang dibutuhkan seperti pembentukan tugas kelompok, serta mengarahkan peserta untuk berkumpul dengan kelompoknya masing-masing.    
Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar




·         Membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut yaitu tentang menggambar Gaya, resultan Gaya, komponen Gaya serta mengitung besar arah resultan Gaya
·         Mengarahkan peserta didik untuk melakukan kajian teori yang relevan dengan masalah serta mencari narasumber lainnya
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai yaitu bagaimana mencari resultan dua Gaya sebidang atau mencari resultan dua Gaya dengan menerapkan operasi Gaya.
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Membantu peserta didik dalam memecahkan  masalah seperti merencanakan dan menyiapkan laporan serta membantu siswa dalam berbagi tugas dengan temannya.
Fase 5
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Membantu siswa melakukan refleksi serta evaluasi terhadap penyelidikan peserta didik dalam proses-proses yang dilakukan serta meminta kelompok untuk presentasi.

2.    Sintak Model Pembelajaran Discovery Learning
bahan  pelajaran atau materi yang hendak diberikan  tidak disampaikan seutuhnya, sebagai gantinya siswa akan didorong untuk menganalisis sendiri apa yang ingin dicari kemudian para siswa mengorgansasi  apa yang telah mereka pahami dalam suatu bentuk final. 

Fase-Fase
Perilaku Guru
Stimulation
(Pemberian Stimulus)
·         Memberikan stimulus kepada peserta didik berupa pertanyaan yang berkaitan dengan materi Gaya. Misalnya “bagaimana cara menguraikan Gaya menjadi dua buah Gaya yang sebidang?”.
·         Mengajak peserta didik berdiskusi untuk mencari penyebab dan menemukan pemecahan masalah
Problem Satatement
(Mengidentifikasi Masalah)
Membimbing siswa untuk membentuk kelompok yang dilanjutkan dengan disuksi rumusan maslah, tujuan, dan langkah kerja dengan alat dan bahan yang telah tersedia
Data Callecting
(Mengumpulkan Data)
Membimbing peserta didik dalam menyiapkan alat dan bahan berupa necara pegas, busur derajat, benang, paku payung, dan papan triplek yang dilengkapi kertas berpetak dengan tujuan untuk menguraikan Gaya menjadi dua buah Gaya yang sebidang.
Data Processing
(Mengolah Data)
Membimbing pesera didik dalam mengolah data eksperimen yaitu berupa vasiasi sudut a
Verification
(Menguji Hasil)
Membimbing siswa menguji hasil pengolahan data pengamatan yaitu bagaimana kecenderungan rata-rata hasil pengukuran apakah mempunyai nilai yang sama antar data dengan mengubah-ubah sudut a, serta kesalahan pengukuran dan presentase eror perhitungan pada tiap-tiap data pengukuran.
Generalization
(Menyimpulkan)
Mengarahkan peserta didik agar menyusun kesimpulan dari eksperimen serta mengarahkan peserta didik agar membuat laporan.


3.      Teaching Factory

Pembelajaran Teaching Factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi/jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri dan dilaksanakan dalam suasana seperti yang terjadi di industri. Pelaksanaan Teaching Factory menuntut keterlibatan mutlak pihak industri sebagai pihak yang relevan menilai kualitas hasil pendidikan di SMK. Pelaksanaan Teaching Factory (TEFA) juga harus melibatkan pemerintah, pemerintah daerah dan stakeholders dalam pembuatan regulasi, perencanaan, implementasi maupun evaluasinya.


Sintaksis Teaching Factory

a.    Merancang produk

Pada tahap ini peserta didik mengembangkan produk baru/ cipta resep atau produk kebutuhan sehari-hari (consumer goods)/merancang pertunjukan kontemporer dengan menggambar/membuat scrip/merancang pada komputer atau manual dengan data spesifikasinya.

b.   Membuat prototype

Membuat produk/ kreasi baru /tester sebagai proto type sesuai data spesifikasi.

c.    Memvalidasi dan memverifikasi prototype

Peserta didik melakukan validasi dan verifikasi terhadap dimensi data spesifikasi dari prototype/kreasi baru/tester yang dibuat untuk mendapatkan persetujuan layak diproduksi/dipentaskan.

d.   Membuat produk masal

Peserta didik mengembangkan jadwal dan jumlah produk/ pertunjukan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Dadang Hidayat (2011) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, mengembangkan langkah-langkah pembelajaran Teaching Factory sebagai berikut.

e.    Menerima order

Pada langkah belajar ini peserta didik berperan sebagai penerima order dan berkomunikasi dengan pemberi order berkaitan dengan pesanan/layanan jasa yang diinginkan. Terjadi komunikasi efektif dan santun serta mencatat keinginan/keluhan pemberi order seperti contoh: pada gerai perbaikan Smart Phone atau reservasi kamar hotel.

f.     Menganalisis order

Peserta didik berperan sebagai teknisi untuk melakukan analisis terhadap pesanan pemberi order baik berkaitan dengan benda produk/layanan jasa sehubungan dengan gambar detail, spesifikasi, bahan, waktu pengerjaan dan harga di bawah supervisi guru yang berperan sebagai supervisor.

g.    Menyatakan Kesiapan mengerjakan order

Peserta didik menyatakan kesiapan untuk melakukan pekerjaan berdasarkan hasil analisis dan kompetensi yang dimilikinya sehingga menumbuhkan motivasi dan tanggung jawab.

h.   Mengerjakan order

Melaksanakan pekerjaan sesuai tuntutan spesifikasi kerja yang sudah dihasilkan dari proses analisis order. Siswa sebagai pekerja harus menaati prosedur kerja yang sudah ditentukan. Dia harus menaati keselamatan kerja dan langkah kerja dengan sungguh-sunguh untuk menghasilkan benda kerja yang sesuai spesifikasi yang ditentukan pemesan

i.     Mengevaluasi produk

Melakukan penilaian terhadap benda kerja/layanan jasa dengan cara membandingkan parameter benda kerja/ layanan jasa yang dihasilkan dengan data parameter pada spesifikasi order pesanan atau spesifikasi pada service manual.

j.     Menyerahkan order

Peserta didik menyerahkan order baik benda kerja/layanan jasa setelah yakin semua persyratan spesifikasi order telah terpenuhi, sehingga terjadi komunikasi produktif dengan pelanggan. (disarikan dari Bahan Penyegaran Kurikulum 2013 SMK tahun 2017)


Read More »
17 June | 0komentar

Menyusun Tujuan Pembelajaran Audience, Behaviour, Condition, dan Degree 2017

Mager dalam Dick dan Carey (1990) mengemukakan bahwa dalam penyusunan Tujuan Pembelajaran harus mengandung tiga komponen, yaitu; (1) perilaku (behavior), (2) kondisi (condition), dan (3) derajat atau kriteria (degree). Instructional Development Institute (IDI) menambahkan satu komponen yang perlu juga dispesifikasikan dalam merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu sasaran (audience), sehingga rumusan tujuan itu menjadi empat komponen, yaitu: 
a) Audience
b) Behavior,
c) Conditions,
d) Degree.
Komponen-komponen tersebut lebih mudah diingat dengan bantuan menemonik ABCD.
A = Audience yaitu siswa yang akan belajar.
B = Behavior yaitu perilaku spesifik yang akan dimunculkan oleh siswa setelah selesai proses belajarnya dalam pelajaran tersebut. Perilaku ini terdiri atas dua bagian penting, yaitu kata kerja dan objek. 
C= Condition yaitu keadaan atau dalam keadaan bagaimana siswa diharapkan mendemonstrasikan perilaku yang dikehendaki saat ia dites.
D = Degree yaitu tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku tersebut. Tingkat keberhasilan ditunjukkan dengan batas maksimal dari penampilan suatu perilaku yang dianggap dapat diterima. Di bawah batas itu berarti siswa belum mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.



Read More »
02 June | 1komentar